Tulangbawang-Dua wartawan di Tulangbawang mengaku mendapatkan bentakan dari seorang Pejabat usai pihaknya menanyakan adanya isu pemecatan guru honorer yang ikut serta dalam aksi damai, Rabu (16/8/2023) kemarin.
Kejadian itu dialami langsung oleh wartawan media Radar Tuba, Rachmad Al Amin, serta Gilang dari Media Saburai TV (Radar Lampung Grup).
Peristiwa tersebut bermula saat wartawan media RadarTuba dan Saburai TV melakukan konfirmasi terkait adanya isu pemecatan guru honorer yang ikut dalam aksi demontrasi.
Saat itu, wartawan media RadarTuba dan Saburai TV baru saja selesai mewawancarai Kepala Dinas Pendidikan Tulangbawang Ristu Irham soal isu pemecatan guru honorer yang ikut dalam aksi demontrasi.
Namun usai wawancara terhadap kadis pendidikan selesai, tiba-tiba datang Asisten I Pemkab Tulangbawang setempat berinisial AS.
Saat tiba, dua wartawan tersebut diduga langsung mendapatkan bentakan dari pejabat Tulangbawang tersebut.
“Saya ini juga wartawan, saya juga paham tentang kode etik. Kalian bertanya itu harus disebutkan narasumber itu dari mana jangan asal buat opini,” bentak AS.
Pembentakan yang dilakukan oleh Asisten I tersebut sontak membuat wartawan media RadarTuba dan Saburai TV terkejut.
Pasalnya, saat itu narasumber yang bersangkutan yakni Kepala Dinas Pendidikan sudah selesai memberikan keterangannya.
“Kami jelas syok dengan ucapan yang terlontar dari seorang pejabat daerah, yang tiba-tiba mengaku dirinya sebagai wartawan dan berucap dengan nada tinggi kepada kami. Padahal kami tidak sedang mewawancarai beliau,” ungkap Rachmad.
Sebelumnya kemarin sebanyak Ratusan guru honorer di Tulangbawang yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menggelar unjuk rasa di gedung DPRD setempat.
Adapun tujuan aksi ratusan guru honorer tersebut salah satunya dalam rangka menuntut pemerintah kabupaten Tulangbawang agar membuka formasi PPPK tahun 2023. (CN)