Lampung Utara – Zulkarnain, S.Ag, mantan Kepala Sekolah Prima Kotabumi, Lampung Utara, belakangan ini terseret isu miring. Ia dituding melakukan dugaan manipulasi data siswa di lembaga pendidikan yang pernah ia pimpin. Isu tersebut bergulir liar, bahkan menyeret kemungkinan adanya kerugian negara dan sebenarnya tidak benar menurut klarifikasi terkait masalah tersebut.
Zulkarnain mantan kepala sekolah sebenarnya memilih untuk tidak diam.
Namun isu tersebut semakin liar di kalangan masyarakat yang membaca seolah benar ada korupsi atau manifulasi data siswa.
Dengan tegas Zulkarnain menjelaskan dan memberikan klarifikasi di hadapan awak media, Jumat (22/8/2025). Ya bagi saya kalau membiarkan kabar keliru beredar tanpa diluruskan justru bisa menambah kesalahpahaman di tengah masyarakat seharusnya kawan kawan juga kroscek dengan benar data dan aturan yang ada dari Kemendikbud dan pendidikan terkait pemberitaan yang beredar,”ungkap Zulkarnain.
“Jujur saya sangat kaget ketika mendengar isu itu. Kabar yang beredar tidak sesuai fakta. Data yang dijadikan dasar tuduhan masih data lama, sementara proses pembaruan belum dilakukan. Perlu saya sampaikan, Dapodik itu baru akan di-update setiap 31 Agustus. Jadi, data 2025 memang belum terinput, yang ada hanya data 2024,” jelas Zul.
Menurut Zulkarnain, perubahan jumlah siswa merupakan hal yang wajar dalam dunia pendidikan. Dari 22 siswa pada 2023, tercatat dua orang lulus dan tiga pindah sehingga tersisa 17 siswa di 2024. Kemudian, pada 2025, tujuh siswa kelas IX lulus sehingga jumlahnya berkurang.
“Dari 17 siswa itu, tujuh sudah lulus. Lalu ada dua siswa keluar, yaitu Anissa (Kelas VII) dan Ahmad Hafidz Ar Rizik (Kelas IX) yang tidak mengikuti ujian. Jadi tersisa delapan siswa. Kemudian, saat penerimaan siswa baru (SPMB), SMP Prima mendapat tambahan dua siswa kelas VII, yakni Ubaydillah dan Reyhan. Maka total siswa aktif tahun 2025 berjumlah 10 orang,” paparnya.
Ia merinci, dari total 10 siswa aktif tersebut, terdiri dari:
Kelas VII : 2 siswa
Kelas VIII : 5 siswa (yang baru saja mengikuti gladi ANBK)
Kelas IX : 3 siswa
“Adapun data di laman Jaga.id yang menunjukkan 17 siswa itu masih merujuk pada data 2024. Data terbaru 2025 akan muncul setelah proses cut off dan verval di Dapodik pada 31 Agustus 2025. Setelah itu, jumlah siswa aktif resmi akan tercatat 10 orang,” tambahnya.
Terkait kondisi di lapangan saat media mendapati hanya sedikit siswa hadir, Zulkarnain memberikan penjelasan.
“Kalau tadi dicek ke sekolah memang yang terlihat hanya lima siswa. Itu karena kelas VIII sedang mengikuti ANBK sejak Rabu hingga Kamis, setelah selesai mereka langsung pulang. Untuk kelas VII ada dua siswa yang hadir, sementara dari kelas IX ada tiga siswa. Kalau kebetulan hari itu ada yang tidak masuk, saya tidak bisa memastikan apakah mereka izin atau alpa, karena saya sudah tidak menjabat lagi di SMP Prima. Tapi yang jelas, mereka masih tercatat resmi sebagai siswa aktif di sekolah itu,”ungkapnya.
Berita itu sangat merugikan nama baik saya ,saya pribadi menolak anggapan bahwa perbedaan data siswa bisa berpotensi merugikan negara,”sangah Zul
“Tidak ada potensi kerugian negara di sini. Semua mekanisme pengelolaan data sudah diatur dan dipatuhi. Kalau jumlah siswa berubah, itu karena ada yang lulus atau pindah, bukan karena permainan data,” tandasnya.
Zulkarnain berharap klarifikasi ini dapat meluruskan persepsi publik. Ia juga mengimbau agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh isu yang belum tentu sesuai fakta.
“Yang jelas, kami terbuka. Tidak ada yang ditutup-tutupi. Semua bisa dicek sesuai prosedur resmi,” tegas Zul.
Zulkarnain juga menyampaikan apresiasi kepada rekan-rekan media yang sudah menjalankan tugas fungsi kontrol sosialnya,kami tidak merasa risih karena memang tugas kawan kawan jurnalis itulah sebagai tolak ukur kami supaya tidak melanggar hukum atau aturan Kementrian kebudayaan dan pendidikan,”pungkasnya.(Red)
			


























		    










